Minggu, 08 Agustus 2010

Mustika Lipan

Proses : 1. Peminat Mendatangi Pemilik
2. Peminat di persilahkan membuat perjanjian secara sepihak secara wajar dan sesaui dengan hukum yang berlaku di Indonesia ( menyangkut hak dan kewajiban kedua pihak, pemilik dan peminat)
3. Peminat menanggung akomodasi mediator maksimal 2 orang, termasuk dalam perjanjian. ( soal ganti rugi)
4 Tuangkan dalam perjanjian, jika barang tidak ada, atau barang tidak ampuh, pemilik akan mengganti kerugian minimal 5 kalilipat dari pihak peminat.
5. Tuangkan dalam perjanjian jika barang ampuh dan peminat tidak jadi memiliki, maka peminat mengganti rugi kepada pemilik dan mediator sewajarnya.


Proses Pemindahan barang dari Pemilik ke Peminat / Pemakai
** Catatan : Ini wajib untuk di ikuti peminat, jika tidak menyanggupi, proses akan di hentikan.
1. Sampai di tempat pemilik, peminat harus menjamu anak yatim dan fakir miskin ( Nilainya akan di bicarakan disana ) ( Wajar )
2. Nilai jamuan untuk anak yatim boleh di masuk kan ke klausul perjanjian. ( Ganti rugi)
3. peminat harus sabar dalam proses pemindahan barang dari pemilik ke peminat. ( Berapa hari nya hanya pemilik dan peminat yang tau)
4. Untuk pengetesan Barang, Hanya satu orang, yaitu peminat / pemakai. Berapa kalinya terserah.
5. Jika ingin dipindahkan lagi pemakai barangnya, di bolehkan dengan cara nantinya yang akan dikasih tahu oleh pemilik.


Ini singkatan sederhana.

** jika hal di atas bisa di penuhi, silahkan di lanjutkan proses dengan mengirim nama lengkap peminat / pemakai. trims

Senin, 05 Mei 2008

Dimensia Jati Diri

Sore itu aku duduk santai diteras rumah, sambil menikmati segelas kopi, tiba-tiba temanku datang. Aku panggil temanku itu dengan nama Pradabasu, yang merupakan salah satu tokoh fiktif dalam novel Gajah Mada karangan LKH. Obrolan kami pun mengalir kanan-kiri seputar hoby kami tentang sejarah Nusantara dulu dan kini.

Kami bukan pengamat, pakar atau apalah sebutan untuk mereka yang pinter, kami cuma anggota masyarakat yang hanya punya kerinduan ( kerinduan = keinginan), ya keinginan untuk menyaksikan, mendengar, dan merasakan sebagai warga dari negara yang dalam sejarahnya pernah Besar dan Agung seperti Tarumanegara,Sriwijaya, Kediri, atau Majapahit.

Ya, kami memang lagi hoby melahap segala sesuatu yang berbau sejarah, budaya atau segala hal yang berkaitan dengan keagungan Nusantara tempo doeloe. Boleh dibilang kami sedang dahaga dan haus akan masa-masa silam di saat kering dan gerahnya moralitas tatanan berbangsa saat ini.

Dengan menyimak alur novel karangan LKH “Gajah Mada” yang berseting sejarah, aku seperti terbuai, hausku terbasahi, rinduku terobati dan aku tersadar... bahwa...jauh sebelum bentuk peradaban dan keyakinan baru mengalir di Nusantara, dan jauh sebelum negeri kita dijajah kolonial Wolondo, Negeri ini Nusantara Tercinta telah melahirkan dan memiliki putra-putra negeri yang luar biasa piawai dalam bidangnya masing-masing.Tentu kita semua tahu bahwa Nusantara memiliki satu dari tujuh keajaiban dunia, yaitu Borobudur.

“Wah, gak terbayang gemana membangunnya ya? “ celetuk Pradabasu temenku ketika obrolan kami nyerempet karya arsitektur Maha Agung tersebut. Borobudur, Prambanan dan ratusan candi yang lain hanya sebagian kecil bukti kebesaran Nusantara, masih tak terhitung lagi yang lain ; selain ilmu arsitektur, ada banyak karya sastra yang tak ternilai harganya, ilmu Astronomi ( penanggalan, tehnik bercocok tanam sesuai musim, dan penentuan hari baik yang disesuaikan dengan peredaran benda angkasa ), Ketatanegaraan dengan peraturan dan hukum-hukumnya, bahkan yang juga sangat mengagumkan, dan UNESCO-pun menetapkan sebagai “ a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity “ untuk salah satu karya cipta putra-putra Nusantara yaitu “Keris”.

“ K e r i s….itu top banget pokoknya, kan itu sudah jadi ikon, sebagai lambang pengagungan dan penghormatan kita terhadap Budaya Nusantara !”, Pradabasu kembali menimpali obrolan kami. Memang kami sepakat untuk memiliki/melestarikan salah satu warisan budaya agung tersebut, kami membelinya ( walaupun tidak banyak ) dari pengepul-pengepul yang menurut kata mereka akan dijual sama touris asing dengan harga sangat tinggi! Beralasan tentu kenapa orang-orang asing berani membeli dengan harga tinggi, nilai budaya keris demikian tingginya, filosofinya dalam, cara pembuatannya demikian rumit ( ternyata tehnik pembuatannya mirip dengan tehnik produksi pelg mobil racing, ringan tapi memiliki kekuatan yang menakjubkan!.... Ternyata moyang kita telah menguasai tehnologi Metalurgi yang sempurna!

Sekali lagi tentang Keris, apakah kita telah mampu menghargai karya luhur bangsa sendiri? Jawabannya NOL Besar!! Jangan-jangan Keris yang merupakan buah cipta karsa putra Nusantara akan di klaim lagi sebagai milik Negeri Tetangga, sama nasibnya dengan Angklung, Batik, Lagu Rasa Sayange bahkan Reog Ponorogo! Kenapa….? Karena Negara tetangga itu tidak punya beban perbedaan pemahaman Mistik yang berlebihan, dan mereka masih tampil mengedepankan tradisi dengan tetap menggunakan keris sebagai pelengkap busana nasionalnya dalam acara resmi kenegaraan. Sementara di Negeri kelahirannya, Keris dipandang Musyrik dan penuh takhayul karena pemahaman mistik yang berlebihan terhadap Keris. Sangat disayangkan bukan?

Nusantara juga pernah melahirkan anak bangsa dengan kemampuan mumpuni dibidang olah kanuragan, meskipun terkesan fiksi tapi di zamannya kemampuan olah batin itu betul-betul nyata. Mungkin pernah dengar tentang Jangka Jayabaya, ilmu titen, panglimunan dan sebagainya, moyang kita telah menguasainya! Tentu hal ini membuktikan bahwa mereka memiliki disiplin, keuletan dan kecerdasan luar biasa, kalau dalam bahasa sekarang mereka disebut memiliki SDM yang handal.

“ Mau apalagi bung? Mengapa Negeri ini tidak mampu mewarisi kecerdasan, keluhuran serta keagungan seperti yang dimiliki Moyang kita dulu????” Rupanya Pradabasu sedang dihinggapi Maniak keagungan Nusantara zaman lampau dan komplikasi Phobia Indonesia kini..dia histeris coy!! “ He he… sadar teman, ini mungkin yang dinamakan Cakra Manggilingan-putaran nasib yang bergulir” balasku. “ Kadang sadar-kadang lupa, kadang gemilang-kadang merana, kering dan gersang”.

Obrolan kami berlanjut...”Sebenarnya kita sudah kehilangan (secara sadar atau tanpa disadari), kita berkabung...ada kematian...ya kematian JATIDIRI BANGSA!!! Sebaliknya, telah lahir dan sedang dirawat/dibesarkan Jatidiri Orang lain.... sergah ku.”Sehingga kita kehilangan pegangan dan arah dalam membangun Bangsa ini!”

Masing-masing bangsa di dunia ini memiliki karakteristik kultur yang khas, kita lihat Jepang, dengan budayanya yang terus dan tetap mengalir lestari dan sampai kinipun tetap menginspirasi generasi mudanya hingga mereka terus berkembang menggapai kejayaan. Cina juga memiliki akar sejarah dan karakter bangsa yang tetap terawat-hurup Cina masih menjadi kebanggaan bangsa itu sampai saat ini. Eropa dengan karakternya yang bermuara dari Kebudayaan Roma dan Yunani tetap terjaga, India juga tampil dengan kekhasannya, demikian juga Bangsa-bangsa Timur Tengah memiliki Budayanya sendiri dan dengan kesadaran penuh generasi demi generasinya tetap menjaganya bahkan “memaksakan” untuk disebarluaskan ke zona lain (saking cintanya mereka akan kultur daerahnya).

Lalu pertanyaannya..... Apa yang terjadi pada diri kita? Mana kekhasan Karakter Bangsa kita? Mana kebanggaan kita akan Bangsa sendiri? Haruskah kita melenyapkan jatidiri bangsa yang telah menjadi ciri dan karakter kita dan kemudian dengan pongah mengadopsi budaya asing?? ( katanya ; cintailah produksi dalam negeri!!). Kita harusnya bangga memiliki karakter dan jati diri Bangsa yang khas, yang seharusnya bisa kita jadikan inspirator untuk Indonesia agar bisa jaya seperti bangsa lain. (Bukankah pernah terbukti Bangsa Mongoliapun dibuat tidak berkutik oleh Kediri!)

“ Ya ya...berapa orang sih sekarang yang mau belajar aksara/huruf Jawa, nembang Pupuh Sinom, atau semarandahana? Kayaknya sebagian besar lebih fasih berbahasa arab deh...” Celetuk Pradabasu sambil nengok kanan-kiri, aku jadi bingung juga kenaa bahasa tubuh temenku jadi begitu..................


Oleh : Elang Samudra

Jumat, 25 April 2008

Mari bernyanyi untukmu negeri dari bg Iwan f

Demi hukum.... hak pun bisa di pangkas
demi hukum.... UU pun bisa di langgar
demi hukum.... sistempun bisa di tembus...
demi hukum.... jendral sekalian pun bisa ke tiang kgantungan..

Sedikit arogan memang, tp itu lah sebuah idealitas ttg sebuah negara hukum...
Jika benar dalam negara ini menjunjung tinggi nilai2 hukum.. maka layak hukum adalah raja dari sebuah kerajaan rakyat yg berdaulat..

Bicara hukum, berarti bicara ttg hak-hak hukum, bukan kewajiban hukum, tp adalah kewajiban terhukum... ha ha ha ha...
kenapa harus tertawa..

Di saat menulis ini terlintas sebuah kejadian di benak saya ttg ke gagalan KPK untuk mengeledah ruangang anggota DPR RI Al amin yg tersangkut kasus suap pembebasan hutan lindung di kab.Bintan, hanya dengan alasan, KPK belum memperoleh izin dari pengadilan setempat untuk mengeledah ruangan DPR tersebut..

ha ha ha ha.....Ketua DPR RI pun gugup...mungkin karna mereka berfikir.. yg menciptakan KPK kan DPR, masak kita juga yg mau di masukan penjara ha ha ha .. itu namanya pion melawan raja donk... ha ha ha ha...yg lebih aneh nih...seorang anggota DPR dari partai Demokrat malah mengusulkan untuk membubar KPK.. ha ha ha ha...anggota DPR macam apa itu..'
dasar mental kerupuk...dulu bego sekarang tetap aja bego..ha ha ha..
ini satu alasan kenapa revolusi harus di mulai.. jgn ikut2 an dirikan partai.. itu namanya sama dgn gali kuburan kita sendiri..ha ha..

Sekali lagi.. jika kita punya niat untuk menegak kan hukum di negeri ini, jgn pernah menghalanginya dengan prosedural yg basi dan memuakkan.. masak penegakan hukum ada birokrasi komplitnya ha ha ha..


Ingat..di saat anda tertuga melanngar hukum, walau dgn prinsip2 asas praduga tidak bersalah, maka di saat itu juga anda di duga melanggar hak hak hukum, yg tentunya adalah melanggar hak kebenaran dalam hidup. baik itu individu, masayarakat dan negara...

okey bro....... mari berjuang demi hukum..

by. gingga biru

Sabtu, 12 April 2008

Antara Hak dan Kewajiban

Tentunya kita semua tidak asing lagi dengan kata"Hak Asasi Manusia"....yaa...memang HAM sangat perlu untuk di perjuangkan,namun...kita juga harus menyadari bahwa kita jg mempunyai kewajiban,lalu...mengapa tidak ada istilah Kewajiban Asasi manusia??sering kita mendengar demonstrasi tentang HAM...lalu mengapa tidak ada demonstrasi KAM ( Kewajiban Asasi Manusia).
banyak juga pejuang pejuang HAM ,dan tidak sedikit orang yang terkena hukuman gara gara pelanggaran HAM...lalu di mana letak Kewajiban Asasi Manusia????
Kita memang mempunyai banyak hak..dan tentunya untuk mendpatkan hak,kita harus melaksankan juga kewajiban kita sebagai manusia....
Kita mempunyai hak hidup,tentunya kita juga wajib menjaga kehidupan org lain,kita mempunyai hak berpendapat...kita wajib menghormati pendapat org lain,kita mempunyai hak beragama..tentunya kita wajib menghormati penganut agama lain.....karena kita sebagai manusia,mempunyai hak yang sama...dan harus menjalankan kewajiban yang sama pula.
Belakangan ini..kita hanya mendengar orang menuntut hak asasi ....tapi pernahkah kita mendengar orang menuntut kewajiban asasi???
ini adalah pertanyan bagi kita semua......
untuk menuju Indonesia yang lebih baik......mari kita introspeksi diri...
Apakah kita sudah melakukan kewajiban asasi sebagai seorang Manusia????

Oleh: Merah Putih.
Spesial Thanks to 1978

Kamis, 03 April 2008

Rajasa Wangsa

Apakah pernah terpikir oleh kita semua bahwa sejak 10 abad yg lalu,bangsa ini di pimpin oleh keturunan seorang perampok....????
Benarkah.........?????
jawabnya adalah benar.....
Adalah seorang raja besar yang mempunyai masa lalu sebagai sebagai seoarang perampok, dan perampok inilah yang nantinya menurunkan raja raja besar di jawa hingga sekarang.....
siapakah beliau.......????
KEN AROK.......nama yang begitu di kenal.....pendiri kerajaan Singasari,
seorang perampok yang di takdirkan menjadi raja,dan melalui sang Ardhanareswari,beliau menurunkan raja raja besar penguasa Nusantara,
sebut saja...nama Kertanegara...adalah satu satunya raja yg mampu mengalahkan pasukan Kubilai Khan yang tak terkalahkan dari mongol...
Raden Wijaya pendiri kerajaan besar di Nusantara,Majapahit.
Hayam Wuruk yang mampu menyatukan seluruh kawasan Nusantara...di bawah kepemimpinan sang Maha Patih Gajah Mada.
Yang menarik untuk di cermati adalah...
Meskipun keturunan mantan seorang perampok pun....para keturunan Sri Rajasanegara mampu membawa bangsa ini ke puncak kejayaan,memberikan kesejahteraan,keamanan,dan persatuan ke seluruh wilayah nusantara.
lalu.....mengapa saat ini di mana para pemimpin mengaku demokratis, beradab,beragama,nasionalis.....tetapi tidak mampu membawa kebaikan pada bangsa ini,sampai saat inipun...rakyat masih banyak yang kelaparan,bencana alam,ketidak pastian hukum...yang benar jadi salah,yang salah jadi benar.......lalu di manakah letak keberadaban,demokratis,agamis,dll........
Bangsa ini membutuhkan negarawan sejati,tidak peduli apapun latar belakangnya, pendidikanya,masa lalunya...yang terpenting adalah bagaimana membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.........
Semoga bangsa ini menemukan seorang pemimpin sejati.......
MERDEKA INDONESIAKU...JAYALAH BANGSAKU.

Posted by merah putih

Selasa, 18 Maret 2008

Memahami Nilai ke_Bangsaan

Merdeka adalah pilhan sadar setiap anak bangsa jika kita tidak ingin mereduksi nilai-nilai kemerdekaan yang telah kita tanam selama ini. Tiada negara dan bangsa manapun yg tidak menginginkan kemerdekaan yang merupakan hak seluruh umat manusia di muka bumi ini. Namun tetap saja penjajahan di segala bidang, penindasan bahkan pembataian selalu ada hampir di setiap sudut dunia. inikah peradapan manusia....?
Nah.. bagaimanakah dengan negeri kita tercinta ini. Sekilas memang kita telah terbebas dari penjajahan secara fisik oleh yg kita sebut orang asing. Bahkan kemerdekaan ini di rebut oleh founding father kita dengan darah dan pengorbanan nyawa. Ingat kemerdekaan bangsa ini bukan hasil pemberian atau hadiah, tapi adalah hasil perjuangan dan pengorbanan yang tak kenal lelah dengan patriotisme yang melekat di dada pejuang kita dahulu.
tapi saudaraku.. jika saja hari ini pejuang-pejuang itu dapat melihat dan merasakan keadaan dan kondisi bangsa ini hari ini, tentu mereka akan sedih bahkan menangis. Kenapa ? saya yakin kita hampir punya jawaban yang sama tentang jawabannya.
Ingat kawan.. sudah setengah abad lebih bangsa ini merdeka, tapi yang namanya penderitaan, kelaparan, penindasan, bahkan penjajahan-penjajahan itu sendiri kini hadir kembali walau dalam wujud yang berbeda kawan... dan yang lebih menyakitkan adalah justru penjajah itu lahir dari bangsa ini, penjajah itu adalah anak negeri ini, dan penjajah itu adalah para pemimpin bangsa ini sendiri. Sangat menyedihkan sekaligus menyakitkan, jika kemerdekaan ini di dapati dengan darah merah anak bangsa ini, justru penikmat kemerdekaan ini adalah penjajah-penjajah anak bangsa sendiri yang pongah dan sombong.
Di saat busung lapar masih terlihat di sudut negeri ini maka di sana ada anak-anak para penjabat pesta dengan mewah menghabiskan miliaran rupiah, dan di saat anak-anak di negeri ini mengalami gizi buruk akibat pemiskinan, sekali lagi pemiskinan bukan kemiskinan di saat itu pula para pejabat dan pemimpin negeri ini pesta pora di hotel2 berbintang dalam dan luar negeri. Lihat rumah mereka, mewah dan ada dimana-mana dengan fasilitas yang serba ada. Ini bukan syirik kawan, tapi adalah rasa yang sudah becampur dengan kegeraman-kegeraman sosial.
Kemana nurani mereka, kemana rasa mereka atau mereka memang sudah mati rasa. Inikah yang kita sebut dengan kemerdekaan... ??? tertawa lirih entah apa yang harus ter ucap lagi. Masih adakah di antara mereka yang baik..? tentu ada kawan tapi mereka tidak mampu mengalahkan hegemoni penguasa yang lebih dominan.
bangkit lah, mencoba untuk sedikit memahami nilai kebangsaan se dari dini, mungkin adalah merupakan usaha dari sebuah perwujudan untuk mencapai bangsa yang benar-benar merdeka di kemuadian hari.
Pertanyaanya adalah dengan apa kita melawan penjajah-penjajah itu yang merupakan anak bangsa ini sendiri..??? sudah 5 kali pergantian pucuk kepemimpinan di negeri kita ini, tapi yang namanya hakikat kemerdekaan justru semakin jauh dari rakyat negeri.
Ada cara lainkah ...? Untuk mu pemuda ku tunggu jawaban darimu..
Sekali lagi perlawanan terhadap penjajah harus terus di kumandangkan, dan saya yakin perlawanan dan perubahan itu akan lahir dari sebuah kekuatan minoritas..
so go ahead youngers...

by gingga biru

Rabu, 12 Maret 2008

Arah Globalisasi

Pertanyaan : "Apakah contoh yang paling
kongkrit dari Globalisasi?"
Jawaban : "Kematian Lady Diana"
Penasaran : "Bagaimana bisa seperti itu?"

Jawaban :
Lady Diana adalah orang Inggris yang
mempunyai pacar orang Mesir, mendapat
kecelakaan di sebuah terowongan di
Perancis saat mengendarai mobil buatan
Jerman yang mesinnya berasal dari
Belanda. Sopirnya orang Belgia yang
mabuk karena minum whiskey Skotlandia.

Saat terjadinya kecelakaan itu, Sang
Putri sedang dikejar-kejar paparazzi
asal Italia yang mengendarai sepeda
motor buatan Jepang.
Sebelum meninggal, Lady Diana dirawat
oleh seorang doktor Amerika dengan
obat-obatan yang diproduksi di Brazil.

Dan tulisan ini mulanya dibuat oleh
seorang Armenia menggunakan tekhnologi
Bill Gate. Dan ketika Anda sedang
membaca tulisan ini kemungkinan
menggunakan salah satu produk IBM
/COMPAQ/HP yg memakai chip buatan Taiwan
dengan monitor buatan Korea yang dirakit
buruh-buruh asal Filipina di sebuah
pabrik di Singapura. Diangkut dengan
kereta oleh orang India dan dibajak
orang Indonesia, dan akhirnya dibeli
oleh Anda.

Nah itulah globalisasi, Kawan!
he he he he he...
hidup indonesia
merdeka

Posted by Gingga Biru